Powered By Blogger

Rabu, 28 September 2011

Tugas Ilmu Budaya Dasar



                                                     Manusia dan Kebudayaan
A.Manusia
    Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
        
     B.Kebudayaan (Budaya)
    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
    Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
  
    Definisi Budaya
    Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
    Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
    Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya.
    Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.




Manusia dan Kebudayaan
   Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.

   KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
   Secara sederhan hubungan antar manusia dan kebudayaan adalah: manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakn obyek ang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesedrhana itu hubungan kduanya?
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu-kesatuan . manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusi agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu-kesatuan.
Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manisia dengan peraturan-peratuaran kemasayarakatan . pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia. Setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikiandapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapt dilepaskan dari kbudayaan , karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa ang tercakup dalam suatu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari nkemauan manusia yang membuatnya. .
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara denagn hubungan antara manusia dengan mesayarakat dinyatakan sebagai dialektis. Maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dielektis initercipta melalui tiga tahap yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan mmembangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenatan buatan manusia.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana masyrakat menjadi realitas objektif, yaitu suatu kenaan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat denagn segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masayarkatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk ileh masayarakat.
Apabila manusia melupakan masyarakatnya adalahb ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dlam terjemahan M. Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
Manusia dan kebudayaan adalah salah sutu ikatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptkan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikan secara turun menurun. Budaya tercipta dari kehidupan sehari-hari dan juga dari kejadian-kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

    Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa munisia menjadi manusia merupakan kebudayaan.

    Hampir semua tindakan munisia itu mepukan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan. Manisia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu :
a. penganut kebudayaan
b. pembawa kebudayaan
c. manipulator kebudayaan
d. pencipta kebudayaan







source:WIKIPEDIA-GOOGLE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar